Jumat, 28 Juni 2024

Bangsat

Bangsat kamu Gunawan
Lu enak-enakan mati duluan
Gue yg ngegedein anak lu
Untung banyak orang yang nolongin

Anak lu yang gede nggak tahu kenapa
Maksain aja gue tinggal sama dia
Ntar gue jadi sasaran kemarahannya
Sasarar kesusahannya, sasaran masalah hidupnya.

No Way

Gue harus mengulangi masa-masa hidup gue sama elu dulu ???
Nggak lah ya
Gue harus tegas menentukan hidup gue sendiri
Untung ada rumah keponakan yang boleh gue tempati sampai seumur hidup gue

Rumah tangga terlihat mulus dan sukses diluar
Didalamnya keluhaaaaan
Menikahlah dengan wanita dibawah kita
Kalau yang setara 
Tuntutannya woooow

Semoga Tuhan selalu melindungimu


Sabtu, 22 Juni 2024

Galau

Lelaki paruh baya itu berjalan lesu
Hatinya memiliki banyak keinginan 
Tetapi semua seperti jauh dari jangkauan

Rutinitas tagihan yang harus dibayar  berbaris antri
Barang-barang dan makanan yang wajib dibeli berbaris menunggu

Di otaknya berputar-putar antara uang masuk dan uang keluar, yang ini belum dan yang itu belum

Ada saat-saat dimana tekanan darahnya naik tinggi 

Memiliki 2 sisi, 2 wajah tidakah itu berbahaya untuk kesehatanmu ?
Karena ada bagian yang harus ditekan 
apakah sisi yang ditekan itu tidak semakin lama semakin tipis
Semakin lama semakin rapuh ?
Semoga kamu kuat 

Emas dan perak tak ada padaku 
Tabungan pun tak ada
Rumah pun tak punya
Tapi Percayalah kita semua memiliki 
rekening BCS
( Bank Central Surga ) 
Tinggal bagaimana kita mengelola hati kita, jiwa kita, iman kita.

Lihat burung pipit yang kecil ini, yang tidak punya sarang, tidak punya sumber makanan.
tapi tetap dipelihara Tuhan.

Tuhan tahu yang mana burung pipit yang harus disediakan makanannya dan yang mana burung rajawali yang harus terbang tinggi untuk mencari makanannya. 

Jika masalahnya hanya uang
Berjalanlah tegap anakku
Jangan khawatir 

Aku akan merekomendasikan namamu ke 
Bank Central Sorga 
agar kamu diberi bantuan uang yang cukup banyak sesegera mungkin
Bersiaplah untuk menerimanya
Karena janji Tuhan Ya dan Amin.


Jumat, 26 Januari 2024

In Memoriam, Ci Eng Hwa

Suatu hari keluarga mereka berkumpul
Ayah, kakak laki-laki, dia sendiri, adik laki-laki dan adik perempuan ( Ibunya telah meninggal dan kakak perempuan sudah berkeluarga)

Dengan suara lantang dia berkata 
"Saya yang akan keluar dari rumah ini untuk mencari pekerjaan".
karena tidak ada 1 orangpun yang memiliki inisiatif untuk mencari pekerjaan dari semua saudaranya yang ada diruangan itu.

Dengan ijazah SMP pergilah Eng Hwa muda mencari pekerjaan lalu mendapatkan pekerjaan disebuah Perusahaan Textile Di Bandung.

Setelah sekian tahun bekerja, dia dipindah ke Perusahaan cabang yang baru dibuka Di kota Bogor, tentu saja dia menjadi orang pertama di Perusahaan tersebut.
Bekerja dari mulai Perusahaan hanya memiliki 1 mobil VW  sampai memiliki banyak mobil dan salah satu perusahaan yang tetap berdiri kuat saat resesi ekonomi tahun 1998.

Dan dari beliaulah  cikal-bakal orang-orang dari Sindang Laut, Karang Sembung, Cirebon bekerja  di Perusahaan Textile tersebut.

Duduk disamping beliau seperti duduk disamping ibu sendiri, ada perasaan dilindungi dan disayang.

Teman-teman ada yang bertanya "ada hubungan apa sih kamu sama Eng Hwa ? Masa beli TV ditaruhnya di kamar kamu bukan dikamarnya sendiri ?.
(dulu kami tinggal di mess perusahaan)
Dan beliau memang selalu membelaku jika aku berkonflik dengan sekretaris (saat itu sekretaris belum menikah, sangat sensitif dan ketat, jika marah tatapannya tajam  menghujam ke hati ).

Ci Eng Hwa rajin membeli majalah Kartini dan biasanya aku yang membaca lebih dahulu.
Ci Eng Hwa tidak cantik, matanya bulat besar seperti ikan mas koki tapi beliau memiliki kharisma yang membuat orang-orang disekelilingnya menurut, segan untuk melawan.

Suatu hari, istri kepala staf  kantor dan istri staf  purchasing bertengkar gara-gara pembantu, jadi mereka 2 keluarga memiliki 1 pembantu, 
ke majikan A dia menceritakan bahwa majikan B menjelek-jelekannya dan 
kemajikan B dia menceritakan bahwa majikan A menjelek-jelekannya, 
Jadi bertengkarlah mereka lalu muncul Ci Eng Hwa dan berkata :

"kalian ini istri staft mengapa bisa diadu-domba oleh pembantu !!! ??? Jadi yang pintar siapa? Yang bego siapa? Lalu keduanya terdiam.

Aku mendengar perbincangan di telp antara Ci Eng Hwa dan Cicinya, membicarakan adik mereka yang sakit parah dan dalam keadaan hamil.

"Sudah dibawa ke dokter belum Ci ?"

"Kan ada suaminya, biarkan saja suaminya yang bawa istrinya ke dokter "

"Ci jangan begitu, lihat adik kita jangan lihat suaminya, jangan lihat orang disebelahnya, lihatnya adik kita"

Beberapa waktu kemudian Ci Eng Hwa pulang Ke Sindang Laut, membawa adiknya berobat ke Solo tapi didalam perjalanan adiknya mengalami kontraksi, sempat melahirkan di Rumah Sakit tapi  bayinya meninggal dan ibunya juga meninggal.
-----------------------------------------------------------------
Kadang dalam menolong seseorang kita terhalang oleh orang-orang disekitarnya dan berpikir bahwa pertolongan kita akan sia-sia. Kadang kita ingin menolong seseorang tapi kita berpikir bahwa mereka harus diberi pelajaran terlebiih dahulu.
Atau kita ingin menolong seseorang tapi ada perasaan kesal karena perlakuan orang-orang didekatnya.

Karena suami dari adiknya Ci Eng Hwa ini tidak mau membantu istrinya melayani di toko sembakonya yang ramai, lebih memilih kumpul-kumpul, ngobrol dengan teman-temannya dan tidak peduli bahwa istrinya sakit, sehingga membuat Cicinya kesal.

Terimakasih Ci Eng Hwa
Ci Eng Hwa sudah pergi Ke rumah Bapa Di Sorga belasan tahun yang lalu.
Tapi getaran kebaikannya masih aku rasakan.
Ci Eng Hwa juga yang membayarkan arisanku yang tidak bisa aku bayar dan masih menolong dan menolongku lagi.

Hatiku yang semula keras, tiba-tiba melunak,
Tuhan mengingatkanku akan pikiran bijakmu.

Okay aku mengalah karena aku melihat sisi disebelahnya, 
Sisi sebelahnya adalah anakku yang jika tidak punya uang tekanan darahnya naik tinggi.

Sedangkan tekanan darahku stabil jadi mama yang mengalah ya Nak, demi kamu.

Terimakasih Ci Eng Hwa, sekalipun Ci Eng Hwa hanya lulusan SMP di kampung tapi Ci Eng Hwa memiliki kecerdasan Intelektual yang tinggi.

(Satu orang bijak dapat menyelamatkan seluruh kota)

Kamis, 18 Januari 2024

Perjalanan

Seorang wanita mengejar Kereta tapi Kereta telah berlari cepat.

Lalu wanita itu mencari akomodasi yang lain
Sebuah Bus
Suara calo berteriak mencari calon penumpang
Bahkan berebut calon penumpang dengan  calo yang lain.

Ingat ucapan bung Poly 
"Janganlah kita menjadi calo-calo  rohani yang berteriak ; Sorga ! Sorga ! Dan setelah semua penumpang naik dan Bus berangkat, Calo itu tetap di tempat, tidak ikut naik Bus, tidak ikut ke Sorga."
_____________________________________________
Dari 1 bus aku berganti Bus yang lain, berganti dan berpindah lagi, penuh semangat, penuh keingintahuan, ada apakah diperjalananku berikutnya? Sekalipun melalui jalan berkelok yang sempit dan terjal tapi aku tetap bersemangat karena keingintahuanku akan perjalanan selanjutnya.

Berganti Bus lagi mungkin telah ratusan Bus yang aku naiki, telah jutaan kilometer aku lalui, selalu bersemangat didalam setiap perjalananku karena aku selalu berpikir 
"ada harapan"

Sampai pada suatu perjalanan, Bus berhenti disebuah hamparan tanah yang gersang, kering kerontang dan sebuah tulisan besar "Perjalanan telah selesai" 

Apa ? Perjalanan Telah selesai ? 
Setelah melalui perjalanan jutaan kilometer dan waktu 65 tahun, berjibaku dalam kesabaran dengan extra kekuatan, perjuangan dan ketabahan, perjalananku berakhir disini ?
Ditempat kecil, sesak, padat dan kumuh ? 

Tiba-tiba tubuhku lemah lunglai, semua anganku pergi.
_____________________________________________
Dia mengingat satu persatu perjalanan terpentingnya, memory nya mencoba mengingat kembali, antara sadar dan ketidakpercayaan
Apakah ini mimpi atau nyata ?

Dia mengingat anak pertamanya : 
laki-laki, tinggal Di Bandung, memiliki 1 anak dan tanggungan kredit rumah 20 tahun dengan gaji UMR.

Dia mengingat anak keduanya : laki-laki,
ada Di Kota ini tapi tidak bekerja, yang bekerja istrinya dengan gaji UMR dan memiliki 1 anak.

Anak ketiga wanita, anak ketiga inilah yang banyak menolong hidupnya, 
Tapi dia menikah dan tinggal dengan mertuanya 

Anak keempat wanita, menikah dan tinggal dengan mertuanya
_____________________________________________
Jadi ??? 
Benar, perjalanan panjang dengan anak-anakku telah selesai ?
Benar, perjalanan berat untuk anak-anakku telah berakhir ?

Aku melihat sekelilingku dan aku terkejut, 
Ternyata ini adalah rombongan Bus yang isinya para orang tua yang miskin di masa tuanya.

Aku berbisik lirih "Tuhan beri aku sebuah perjalanan lagi untuk diriku sendiri."

(Tulisan ini untuk seorang teman masa muda yang kini tinggal disebuah kontrakan satu kamar yang padat dan kumuh).

Minggu, 26 November 2023

Ikan Koi

Ikan Koi

Pada suatu malam, diruang belakang yang gelap, lampu sengaja dimatikan karena disisi kanan ada anak pertama tidur diruang yang bukan kamar, disisi kiri tempat memasak  dan kamar mandi.

Aku mengadakan perjanjian dengan Tuhan.
" Tuhan baiklah kita mengadakan perjanjian, Aku mengerjakan bagianku yaitu mengurus anak-anak dan Engkau Tuhan, bagianMu mencukupi kebutuhan hidup kami."

Waktupun berjalan
Sebuah kesusahan yang indah karena Tuhan merespon perjanjian malam itu.
Sekalipun di rumah yang sangat sederhana tetapi malam itu aku merasa seperti berada di Taman Getsemani, gelap, sunyi, semua telah tidur.

Setiap kali aku menyanyi pujian 
"Tak tersembunyi kuasa Allah, kalau lain ditolong saya juga"
Maka keesokan harinya ada berkat Tuhan yang datang

Sampai Aku tidak berani sering-sering menyanyikan lagu itu karena takut.
Aku tidak ingin mencobai Tuhan. 
Perbedaan Iman dan mencobai Tuhan itu sangat tipis.
Perbedaan Iman dan spekulasi itu juga sangat tipis karena itu aku kurang setuju cara "janji Iman." Dalam hal penggalangan dana.

Waktu anak-anak masih  kecil aku sering bermimpi melihat ikan, senangnya luar biasa karena setelah mimpi itu selalu ada berkat yang datang.

Setelah anak-anak besar mimpi melihat ikan tidak pernah datang lagi

Malam ini aku baru sadar 
mengapa mimpi melihat ikan itu tidak pernah datang lagi 

Karena aku telah memiliki 2 Ikan Koi  yaitu 
Si sulung dan Si bungsu
Melihat ikan Koi  membuka mulutnya lalu keluar anak-anaknya sangat banyak sampai puluhan ribu
Luar biasa, sungguh luar biasa kuasa Tuhan

Setelah perjanjian malam itu Di Tahun 2002
Tuhan telah menyelesaikannya pada Tahun ini 
Benar-benar Tuhan meng-cover, memimpin dan membimbing kami sampai selesai.

Tapi Tunggu Tuhan
Kita harus mengadakan perjanjian lagi atau memperpanjang perjanjian kita
Aku memang telah memiliki 2 ikan Koi tetapi Bram ?

Perjalananku dengan Bram masih panjang.
Biaya hidup sekarang 3 kali lipat dari 3 tahun yang lalu
Salah satunya untuk kegiatan Bram

Kemanakah kami harus melangkah  ? 
Ke sebuah kota bernama apa ?
Ke sebuah jalan bernama apa ?
Ke sebuah rumah ber cat warna apa ?
Ke sebuah lingkungan/komunitas  bernama apa ?

Aku ingin tinggal disebuah rumah yang terbuka
Lalu teman-teman Bram yang baik datang dan mengobrol 
Ada ruang Olah Raga karena Bram senang Badminton
Tapi dimanakah itu ?

Tuhan ijinkan aku meminta
Tunjukkan dan bukakan JalanMu untuk Bram

Tuhan, aku memiliki 9 angka Nol, tambahkanlah angka 1 atau angka 9 didepannya.

Tetap pegang kami semua 
Ya Tuhanku, pegang dan jaga kami semua, 
Selalu dan selamanya.

Amin


#ikankoi #universitasbinus #binusuniversity #imankasihdanpengharapan #tamangetsemani

Minggu, 12 November 2023

Tired

Lord, I'm tired, 
I don't even want to ask you for anything anymore.  
Because looking at your attitude lately, 
it seems like you have let me go and whatever I ask you will definitely answer "my grace is enough for you." 
Ok God, if that is your answer I will go far my way..

Kamis, 14 September 2023

Litle Duck

There was a duck egg,
it rolled and entered the cat's house then the egg hatched and a weak duck came out, it squeaked and when the duck opened its eyes all it saw was a pair of cats and the duck thought that the cat was its father and mother. 

That duck is me, I don't know who you are?  but the first thing I saw was you,
so I thought that you were my father who left me when I was still in my mother's stomach.

I thought you were my brother because all three of my sisters were girls

I thought you were my husband who took care of me because during our marriage (15 years)  I experienced verbal violence but  I survived  because of the kids until God called him home. 

So I don't need to know who you are like a duck that  doesn't care who the cat  is that hugs it in  its coldness.


Faith, Love, and Hope