Minggu, 27 Agustus 2017

Go Home

              Berkali-kali kudengar istri pria bule itu berteriak
                               " Go Home!, Go Home! "

     
         Jika aku melihat seorang wanita Indonesia berjalan dengan seorang pria bule entah mereka suami-istri, kekasih atau hanya teman, kelihatannya sesuatu banget, rasanya ingin sekali aku pun bisa berjalan disamping pria bule, berbincang dalam bahasa Inggris tapi semua hanya ada dalam angan-angan karena aku tidak bisa berbicara bahasa Inggris, umurku pun sudah senja, aku menyesal waktu sekolah dulu aku tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris.

        Suatu hari aku berkesempatan pergi ke Kupang selama 3 hari, temanku mengikuti kompetisi billiard, kompetisi persahabatan.
Kompetisi diadakan di sebuah Restaurant semi terbuka ditepi pantai,
3 hari di Kupang aku melihat beberapa pria bule,
Ada 2 pasang suami-istri ( suami bule dan istri wanita Indonesia ) yang terlihat tanpa masalah.

        Ada pria bule tua yang setiap hari datang hanya untuk duduk dan minum bir, dia mengumpulkan
tutup bir nya diatas meja dan saat hendak pulang dia menghitung jumlah tutup bir itu dan membayarnya, aku tidak pernah melihatnya makan.
Maka jiwa keingintahuanku beraksi ( kata keponakanku aku suka turut campur urusan orang lain mungkin beda tipis antara jiwa ingin tahu banyak hal dan turut campur urusan orang lain )

       Aku bertanya, mengapa tidak makan ?
Dia menjawab " sudah makan dirumah "
Diapun bercerita bahwa istrinya meninggalkan dia dan 2 anaknya dan menikah dengan pria lain.
Aku tidak bertanya, apakah dia datang untuk minum setiap hari di Restaurant itu karena kecewa istrinya meninggalkannya atau istrinya meninggalkannya karena dia pergi minum setiap hari ( wah kalau kutanyakan ini berarti aku sudah masuk ke ranah turut campur urusan orang lain maka kuhentikan jiwa keingintahuanku ).

        Tapi sebagai seorang wanita jiwa keibuanku muncul, ada rasa iba, kupikir ; kasihan sekali pria bule itu tubuh tuanya kecil dan ringkih suaranya juga parau, ingin rasanya aku berbicara lebih jauh dan memberinya nasehat, aku tahu ada yang tidak ada dalam hidupnya, yaitu pegangan hidup. selama ini mungkin orang-orang di Indonesia berpikir bahwa bule itu Kristen karena kemeriahan perayaan Natal dan Paskah di negara-negara Barat dan Eropa, padahal perayaan-perayaan hari besar itu adalah karena sejak dulu ada dan akhirnya dilakukan turun temurun.
Sementara masyarakatnya sendiri lebih banyak yang No Religion.

       Ya, ingin rasanya aku membawanya mengenal Tuhan pencipta alam semesta agar dia memiliki pegangan hidup dan diumur tuanya tidak lagi berjalan kaki dari rumahnya ke Restaurant setiap hari, duduk berlama-lama dan minum bir berbotol-botol sampai saat senja datang kulihat punggung tuanya yang ringkih dan bongkok  meninggalkan restaurant dan besok pagi dia akan datang lagi untuk melakukan hal yang sama.

       Ada sepasang suami-istri, suaminya bule dan istrinya wanita Indonesia, terlihat perbedaan umur yang mencolok.
Mereka memiliki seorang anak laki-laki  berumur sekitar 3 tahun, setiap hari anak itu dibawanya naik stroller datang ke Restaurant itu, dengan semangat sang suami langsung menuju receptionist, membeli bir ditangan kiri dan air mineral ditangan kanan sementara sang istri dan anaknya langsung duduk di kursi ruang terbuka dan keluarga kecil itupun terlihat tenang, sang istri bermain hp, sang anak berlari-lari dan sang suami bolak-balik ketempat Receptionist untuk membeli bir lagi.
Sampai kudengar suara pertengkaran antara sang suami dan seorang pengunjung pria dan sang istri berteriak " Go Home ! Go Home ! "
Keluarga kecil itupun meninggalkan Restaurant.
      
         Aku terkejut saat beberapa jam kemudian keluarga kecil itu muncul lagi, seperti biasa, sang istri Mendorong stroller dan sang suami langsung menuju receptionist membeli bir di tangan kiri dan air mineral ditangan kanan, tak kulihat anaknya minum susu atau disuapi makan, entah mereka makan dimana ?
Beberapa jam kemudian aku melihat mereka pulang.
Dan dimalam hari mereka datang lagi.

        Besoknya saat aku dan temanku pergi ke Mall dengan membayar taxi Rp 70.000,- jadi cukup jauh dari hotel, aku terkejut, jauh disebelah kiri sana, pasangan suami-istri dengan anaknya dalam stroller itu ada disana.

        Sorenya saat aku pergi ke Restaurant di tepi pantai itu untuk makan dan sekaligus temanku ingin berlatih  sebelum pertandingan malam harinya, keluarga kecil itu sudah ada disana, seperti biasa suaminya bolak-balik ke receptionis untuk membeli bir, sambil berjalan aku mendengar suaranya bertanya kepada istrinya " why darling ? Dan istrinya menjawab " Go Home ! "
Dan beberapa saat kemudian keluarga kecil itu meninggalkan restaurant.

     Malamnya saat kompetisi billiard dimulai, aku melihat pria itu sangat bersemangat dan terlihat bahagia dia memberi semangat para pemain, suaranya keras yang sebenarnya cukup mengganggu, dari semangat yang kulihat dari pria itu sepertinya pria itu jarang mengalami peristiwa bahagia, dia membutuhkan teman, dia membutuhkan interaksi dan relasi dan malam itu dia seperti menemukan semuanya.

     Setelah 2 hari aku menginap di hotel, aku baru tahu ternyata keluarga kecil itu pun tinggal di hotel tempatku menginap dan temanku bercerita bahwa istri yang sekarang adalah perkawinannya yang kelima dan yang kelima ini yang paling awet.

     Aku berpikir wanita siapa yang kuat dengan model kehidupan perkawinan seperti itu, sekalipun tinggal di Hotel dengan kamar AC, mandi bisa dengan air dingin atau air panas, tidak perlu membereskan kamar dan membersihkan rumah, sarapan pagi disediakan, pakaian minim cucian sebab aku lihat pria bule itu kaosnya tidak ganti-ganti, mau berenang tinggal nyebur.

     Tapi hidup tidak sesempit itu, manusia butuh interaksi sosial, wanita butuh dipercaya untuk mengelola keuangan rumah tangga dan akan merasa bahagia dan bangga jika pengelolaan keuangannya bisa cukup atau mungkin lebih, bisa memberi kepada orang tuanya sekalipun mungkin sekedar makanan.
Aku melihat istri pria bule itu tidak pernah membawa tas ataupun dompet, hanya mendorong stroller anaknya dan hp di saku celana minimnya.

      Di hari terakhir aku di Kupang, beberapa saat sebelum acara Gala Dinner di mulai.
Pria bule itu bertengkar dengan pemilik Restaurant, sang istri maju membela suaminya, memarahi pemilik Restaurant dan manager kompetisi billiard lalu berteriak " Go Home ! Go Home ! "

       Aku tidak tahu apakah dihari-hari berikutnya keluarga kecil itu datang kembali ke Restaurant itu lagi atau tidak karena keesokan harinya pagi-pagi sekali aku sudah berada di Bandara El Tari untuk kembali ke kotaku, 

       Tiba-tiba aku merasakan bahwa berjalan disamping pria bule bukanlah sesuatu yang sesuatu banget.

        Ada pria bule yang mencari wanita dari Indonesia ( Asia ) karena mereka membutuhkan seorang istri
dan ada pria bule yang mencari istri wanita dari Indonesia ( Asia ) karena mereka membutuhkan wanita.
untuk yang kedua, jangan harap sang wanita akan diberi hak dan kepercayaan  untuk mengelola keuangan.