Senin, 23 Mei 2022

Catatan Kecil

Catatan Kecil

Bagaimana jika mimpimu  tidak menjadi kenyataan ?

Saat masih remaja, 
Kakak ketigaku  senang sekali menggunting dan mengumpulkan kertas dengan gambar-gambar desain rumah
Sekalipun sekolahnya hanya sampai kelas 1 SMP tapi dia memiliki mimpi yang besar,
Mimpinya adalah memiliki sebuah  rumah yang pada saat dia membuka pintu belakang maka terhamparlah kolam renang dan taman yang indah.

Terwujud kah mimpinya ?
Belum
Sampai saat ini mimpinya belum terwujud.

Ada 1 penghiburan untuk orang-orang yang mimpinya belum terwujud yaitu merenungkan cerita motivasi tentang kisah 3 pohon

Ada 3 pohon besar yang masing-masing memiliki mimpi

Pohon pertama bercita-cita ;
Jika suatu hari dia ditebang, dia ingin orang menjadikan dia sebuah peti harta karun yang sangat indah sehingga saat orang-orang menemukannya semua orang akan  terkagum-kagum memujinya.

Pohon kedua bercita-cita ;
Jika suatu hari dia ditebang, dia ingin orang menjadikan dia sebuah kapal pesiar yang sangat megah dan pembesar-pembesar Negeri ini akan naik keatas kapal dengan perasaan terkagum-kagum dan bangga 

Pohon ketiga bercita-cita ;
Jika suatu hari dia ditebang, dia ingin orang menjadikan dia sebuah tugu monumen yang tinggi yang dipasang di tengah kota dan  orang-orang yang melewatinya akan berhenti dan menengadahkan wajahnya keatas untuk melihatnya dengan perasaan takjub .

Tibalah saatnya ketiga pohon itu ditebang 

Pohon pertama ternyata kayunya hanya dibuat  menjadi tempat makan ternak dan diletakan disebuah kandang domba yang bau dan pengap

Pohon kedua hanya dijadikan perahu nelayan yang sangat sederhana dan diletakan ditepi danau bukan berlayar Di lautan luas.

Pohon ketiga hanya dipotong-potong lalu ditumpuk dan digeletakan
Dipinggir jalan tidak dijadikan apapun .

Waktupun berlalu, 

Kayu tempat makan ternak sudah kotor dan keropos.
Perahu nelayan sudah mulai  rusak banyak tambalan karena bocor.
Kayu yang diletakkan dipinggir jalan sudah berlumut
Dan . . . . . . . .
Merekapun melupakan mimpinya.

Sampai pada suatu hari
Tiba-tiba terdengar suara tangis bayi memecah keheningan malam lalu datang orang-orang dan mereka bersujud 
" Hai ! Mengapa kau bersujud didepanku, aku hanya sebuah palungan yang sudah lapuk "

Lalu Aku mendengar suara-suara mereka berbicara 

" Hah ! Apa ! Ternyata yang ada didalamku ini adalah bayi Raja diatas segala Raja, dan itu berarti aku lebih dikagumi daripada jika aku menjadi sebuah peti harta karun yang aku impikan itu, 
jadi ??? Mimpiku kini telah terwujud dan aku mendapatkan lebih dari yang aku impikan, lebih dari sebuah peti harta karun '. 


Dan berpuluh tahun kemudian saat perahu nelayan itu sudah sangat usang dan perahu itu tak pernah berharap apapun,
tiba-tiba pada suatu hari, terdengar suara seseorang duduk diatasnya dan berbicara kepada orang banyak

" Hai ! Ada apa ini ? Suara seseorang berkotbah, lalu orang-orang memanggilnya Guru ada pula yang memanggilnya Yesus, 
Yesus ??? Bukankah Yesus yang sedang dibicarakan banyak orang itu adalah anak Allah, juru selamat umat manusia, 
Sekarang dia ada diatasku, dalam perahuku ???

Jika demikian itu berarti, Mimpiku untuk menjadi sebuah kapal pesiar yang indah sekarang sudah terwujud dan ini lebih dari kapal pesiar karena yang naik perahuku bukan seorang Raja biasa tapi Raja diatas segala Raja.

Dan beberapa tahun kemudian onggokan kayu tua dipinggir jalan itu mendengar suara-suara keributan, orang-orang berteriak "Salibkan Dia ! Salibkan Dia !"
Lalu seseorang yang bertubuh Besar dan kuat menariknya lalu mengikatnya dengan kuat menjadi bentuk salib dan seseorang memanggulnya dengan terseok-seok, jatuh-bangun, jatuh, bangun lagi sampai kayu salib itu berada di atas bukit dan ditancapkan diatas bukit itu 

" Aku tidak mengerti, 
ada apa ini ??? Mengapa aku ditancapkan disini ? Ini bukit Golgota, bukit tengkorak, 
Aku tidak mau disini ! ".

Sampai pada  tengah hari saat cuaca tiba-tiba menjadi gelap
Lalu tubuh yang menggantung padaku menyerahkan nyawa Nya dan banyak orang menangisinya maka mengertilah aku,
Dia Yesus, Dialah Yesus !
Dan Sampai saat ini orang-orang mengenangku sebagai kayu Salib dan itu lebih berharga daripada jika aku menjadi Tugu yang terpasang ditengah kota.

Ya, itulah kisah  3 pohon yang menggambarkan bahwa kadang kenyataan hidup  tak sesuai dengan apa yang kita mimpikan tapi Tuhan mengubah cara apa yang tidak mungkin bagi manusia menjadi mungkin dengan cara Tuhan.

Apakah mimpiku ?

Saat aku kecil sampai remaja aku beribadah disebuah Gereja yang letaknya ada didalam sebuah gang kecil yang jalan masuknya terjal (hanya ada satu-satunya Gereja Di Desaku)
Setiap minggu hanya ada 1 kali ibadah dengan jemaat 3-8 orang yang semuanya wanita

Suatu hari, saat ibadah minggu yang kebetulan jemaat dewasa entah sedang pergi kemana dan hanya ada aku dan teman yang seumuran denganku.
Di Gereja kedatangan beberapa tamu, mereka adalah teman-teman gembalaku.
Lalu saat selesai Khotbah, gembalaku mengatakan bahwa mereka selama 3 hari ini hanya minum air dan tidak makan jadi jika jemaat memiliki sisa makanan, bawalah untuk kami.

(Untuk kebutuhan air pun gembalaku mengambilnya dari sumur umum yang ditimba, belum musim air mineral)

Selesai ibadah aku berunding dengan temanku (saat aku remaja belum musim dompet jadi biasanya membawa uang pas hanya untuk kolekte, uang kertas warna merah, seratus rupiah yang diselipkan di Alkitab)
Aku dan temanku memberanikan diri datang ke losmen penjual sate untuk menghutang 1 kodi sate kambing dan nasinya (dulu belum ada sate ayam karena belum ada ayam broiler).
Kami tidak kenal tapi ternyata penjual sate itu dengan mudahnya memberi kami hutangan sate dan nasi.

Sejak kecil sebagai jemaat GPDI aku tahu bahwa Hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah apalagi di pedalaman itu mereka sering tidak makan.
Karena itu mimpi masa kecilku adalah ;
Membantu pelayanan Hamba-hamba Tuhan yang ada di daerah yang kekurangan.
Mereka benar-benar suku Lewi yang harus ditopang oleh 11 suku yang lain.

Rutinitas hidup, perjuangan dan perjalanan hidupku membuat aku lupa pada mimpi masa kecilku

Selama puluhan tahun aku melupakan mimpiku, 

Sampai di satu titik
Seorang saudaraku yang memiliki suami seorang pendeta,
Tempat ibadahnya  di rumah kontrakan yang menurutku sangat tidak layak untuk tempat ibadah, mimbar pun berhadapan dengan kamar mandi yang pintunya sudah rusak

Suatu hari masuk seorang jemaat baru dan dia tergerak untuk membelikan tempat ibadah yang layak, dia menyerahkan uang 600 juta untuk membeli rumah, tanpa syarat dan hasil rapat memutuskan rumah atas nama Gembala.

Disitulah aku menangis 
Tiba-tiba aku mengingat mimpi masa kecilku,
Kapan aku bisa memberi ?
Di umurku yg 58 tahun ini aku baru sadar bahwa kemiskinan itu tidak hanya kugenggam sendiri tetapi kemiskinan juga berdampak pada orang lain karena menjadi miskin itu  berarti tidak bisa memberi.

Tuhan, Terimakasih telah mengingatkanku pada mimpi masa kecilku, 
Aku percaya Tuhan akan memberitahuku jalan-jalan yang harus kutempuh agar mimpiku terwujud
Sekalipun tubuhku  mulai menua, genggaman tanganpun sudah tak erat lagi karena rheumatik, seperti kayu-kayu yang telah lapuk itu.

Tapi aku percaya bahwa Tuhan memiliki cara yang ajaib untuk mewujudkan mimpiku.
Wujudkanlah mimpiku ya Tuhan
🙏🙏🙏

Saran ;
Kepada pembaca blog ini jika memiliki kerinduan untuk membantu pelayanan Di daerah-daerah yang berkekurangan bisa membantu melalui kitabisa.com progres pembangunan/penggunaan dana secara berkala akan dikirim melalui email. 

kitabisa.com adalah salah satu pemenang Kick Andy Heroes Award pada tahun 2022 .

Terimakasih