Jumat, 01 Februari 2019

Imlek untuk ibuku

Imlek untuk ibuku

Tak ada meja sembahyang
tentu saja, karena Kristen agamaku
tapi masak rebung dan masak daging kecap tetap kulakukan karena yang memakannya juga manusia-manusia yang hidup.

Setelah ibuku pergi hanya 2 dari 4 anaknya yang masih mengenangnya.
aku meneteskan air mata jika melihat makanan kesukaan ibuku : kue nagasari dan talam asin.
kakakku menangis jika melihat sosok wanita tua yang mirip ibu.
katanya ; kasihan ibu hidupnya susah,
kakakku yang baik itu menyisihkan uang pemberian anaknya untuk ibu, dialah yang sering datang dengan kresek ditangan isi makanan.
dan 6 ball pampers setiap bulan .
sedangkan 2 kakakku yang lain selalu mengatakan tidak punya uang.

Seorang ibu merawat anak-anaknya dengan kesabaran tetapi seorang anak merawat ibunya dengan tergesa-gesa.
Aku pernah membaca tulisan Budha Gautama tentang ibu, yang kubaca di buku serial
MUSASHI  sebuah kisah kepahlawanan dari Jepang.

" Saat mendengar anaknya sakit, seorang ibu akan segera pulang dari ladangnya, berjalan cepat menuju rumahnya tidak sabar untuk segera melihat anaknya untuk mendekapnya dalam pelukan hangat dan cintanya.
tapi disaat ibunya tua, saat anak-anak diberitahu bahwa ibunya sakit maka 9 dari 10 anaknya tidak datang ".

Suatu hari dalam halusinasi ibuku, ibu merasa memiliki sebuah Villa, ibuku marah-marah ingin pergi ke Villa miliknya.
aku memanggil sepupuku karena sepupuku laki-laki sedangkan semua anak ibuku wanita dan memanggil 1 kakakku yang baik itu

Sepupuku melunakkan kemarahan ibu, merayunya dengan mengajaknya pergi ke tempat wisata yang banyak Villanya atau pergi ke kampung kelahiran ibuku tapi ibu menolak dan tetap marah-marah. akhirnya oleh kakakku ibu dibawa kerumah kakak yang lain dengan naik becak karena jaraknya hanya 600 meter.
barangkali di rumah kakakku itu kemarahan ibuku mereda karena dialah anak kesayangan ibuku.

Besoknya aku terkejut, ibuku diantar kakakku yang baik itu yang jarak rumahnya justru lebih jauh sekitar 8 km dari rumahku,
katanya kakakku yang rumahnya dekat itu dari sejak ibuku datang tidak bisa makan karena mual dengan bau ibuku lalu dia meminta kakakku yang baik itu untuk segera datang mengambil ibu dan mengembalikannya ke rumahku.

Waktu ibuku meninggal kakakku yang satu lagi datang menangis lalu aku berkata tegas " stop nggak usah menangis " dan akhirnya dia tidak jadi menangis.
karena dia sudah 4 bulan  tidak datang menengok ibu jadi untuk apa menangis ? padahal jarak rumahnya hanya 2 km saja.
kakakku yang satu itu memang dikenal mudah menangis bahkan bisa menangis sambil makan.

Ibu, hari ini aku masak rebung dan daging kecap meneruskan tradisi ibu sebagai bukti cintaku pada leluhurku dan cintaku pada ibuku, maafkan aku tidak merawatmu dengan baik .

Terimakasih kepada keluarga besar sepupuku ( keponakan ibuku ) yang telah menjadi pengganti anak-anak ibuku yang telah menjamin hidup ibuku selama 20 tahun lebih sampai akhir hidup ibuku.
aku memiliki rasa bersalah yang hanya aku, ibu dan Tuhan yang tahu.
kiranya Tuhan mengampuni dosa-dosaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar